[ad_1]
Sultan Khan, bernama lengkap Mian Sultan Khan lahir di Punjab, India pada tahun 1903. Dia merupakan pecatur Asia yang bisa menjadi juara di Inggris. Sultan Khan menjadi pecatur hebat meski hanya belajar autodidak dan tidak bergelar Grand Master.
Awalnya, Sultan adalah pemain chaturanga, permainan tradisional India yang sekilas ada kemiripan dengan catur. Khan bahkan menjadi juara India pada tahun 1928.
Ketika remaja, Sultan bekerja pada Kolonel Nawab Sir Umar Hayat Khan (Sir Umar). Saat itu, India masih berada dalam jajahan Inggris.
Sir Umar melihat bakat Sultan Khan yang hebat menganalisa dan punya daya imajinasi kuat dalam permainan chaturanga. Satu ketika, Sir Umar mengajak Sultan ikut ke Inggris di periode akhir 1928. Sang majikan kemudian mengenalkan permainan catur kepada Sultan. Hebatnya, dalam waktu 4 bulan, dia sudah menjadi pecatur hebat di dataran Inggris.
Tahun 1929 dia menjadi pemenang dalam kejuaraan di Inggris. Pada periode itu, Inggris memang merupakan negara pusat penyelenggaraan kejuaraan besar Eropa.
Sempat balik ke India pada November 1929, Sultan kembali ke Eropa pada Mei 1930. Dia mulai mengikuti beberapa turnamen Eropa.
Dia bertemu dengan pemain catur terkemuka Eropa. Sebut saja, Savielly Tartakower, Max Euwe, Ernst Grunfeld, Isaac Kash, Alexander Alekhine, Salo Flohr dan Jose Raul Capablanca.
Bukan lagi di Turnamen Folkstones, Cambridge atau Scarborough Inggris, Sultan terus menjelajahi turnamen Eropa seperti Hambug, Berne, Praha dan Liege.
Sultan Khan kembali menjadi juara Inggris pada dua tahun berturut 1932 dan 1933. Namun, baginya kemenangan atas mantan juara dunia, Jose Raul Capablanca pada akhir tahun 1930 adalah kenangan terindah.
Kehebatan Sultan Khan terlihat dalam middle game dan end game. Kekuatan itu selalu menutupi kekurangannya dalam pembukaan. Wajar memang, Khan tidak banyak mempelajari teori pembukaan catur. Sayang, karirnya di Eropa tak berlangsung lama. Hanya dalam kurun waktu tak sampai lima tahun (1928-1933).
Meski begitu, bagi banyak kalangan, kemampuan Sultan dalam bermain catur sudah setara dengan Capablanca, Alekhine dan Max Euwe, tiga juara dunia yang pernah berhadapan dengannya.
Dia kembali ke India (Pakistan) pada pertengahan 1930-an. Dia meninggalkan catur dan mengurus pertaniannya bersama keluaga kecilnya.
Namun Sultan tidak meninggalkan catur sepenuhnya. Laporan lain mengatakan, Sultan masih bermain sampai 1940. Turnamen terakhirnya ketika memenangkan semua partai simultan melawan 20 pecatur. Dia meninggal pada tanggal 25 April 1966 pada usia 63 tahun.
Dalam pemeringkatan Chessmetricscom, yang menghitung peringkat pecatur masa lalu, Sultan Khan berada di posisi 6 dunia pada puncak pemainannya. Sejumlah pemainan indah dan berkelasnya masih terekam dalam chessgamescom.
Satu hal yang perlu mendapat perhatian, FIDE tak pernah menghargainya sebagai pemain besar.
Ketika tahun 1950-an FIDE membagikan gelar Grand Master kehormatan kepada sejumlah pemain yang sudah melewati masa emasnya, Sultan Khan tak termasuk di dalamnya. Padahal, nama Akiba Rubinstein, Ernst Grunfeld dan Savielly Tartakower ada di dalam daftar tersebut.
Meski begitu, nama Sultan begitu menginspirasi banyak pecatur India, temasuk bagi juara dunia asal India, Vishwanathan Anand.
“…Khan harus dikenang sebagai orang Asia pertama yang menerobos ke eselon teratas kancah catur internasional,” Tulis Anand.
Sultan Khan memang seorang jenius, pemain alami terhebat di zaman modern dan guru besar pertama di Asia.
Hal itu jelas terlihat dalam pujian pecatur jenius dengan bakat terbesar sepanjang sejarah, Jose Raul Capablanca. Secara spotif dia mengakui kekalahannya dan memuji kehebatan Sultan.
Baca juga: https://catur24.com/2022/08/28/7-pecatur-terbaik-sepanjang-masa/
“Sultan Khan baru mempelajari catur sejak kedatangannya ke Inggris beberapa waktu lalu. Sebelumnya dia adalah juara catur India (Chaturanga). Faktanya, kini dia menjadi juara catur. Itu sudah menggambarkan kejeniusan Sultan Khan yang luar biasa,” tulis Capablanca. (BangKipot)
15
[ad_2]
Source link