[ad_1]
Diajeng Theresa Singgih baru saja menyelesaikan perjuangannya membawa nama Indonesia pada ajang Girls U18 World Youth Championship, di Mamaia, Rumania, 6–16 September 2022.
Hasilnya, kurang memuaskan. Dia hanya mampu menempati peringkat 51 dari 79 peserta dengan 5/11 poin dari hasil menang lima kali dan enam kali mengalami kekalahan.
Namun, kisah di balik keberangkatannya ke Rumania, membuka tabir masalah klasik soal perkembangan pemain muda berprestasi di Indonesia.
Kabarnya, dia harus mengeluarkan biaya pribadi puluhan juta rupiah untuk keberangkatannya. Tak ada pihak swasta yang bersedia menjadi pendukungnya. Sebagai pemain undangan, dia hanya mendapat free akomodasi selama di Rumania.
Dia berhak mengikuti Girls U18 World Youth Championship karena menempati peringkat tiga dalam FIDE Online World Cadets & Youth Chess Championships U18 2021 Girls.
Memang sebuah masalah klasik untuk perkembangan catur di Indonesia. Diajeng hanya satu dari puluhan pemain junior potensial yang terpaksa mengeluarkan biaya sendiri puluhan bahkan ratusan juta untuk kemajuan karir caturnya.
PERCASI sedari dulu sudah jujur mengakui, masalah pendanaan jadi faktor utama banyak pemain Indonesia kurang optimal peningkatan karirnya.
Tak ada pihak swasta yang ingin menjadi sponsor utama catur Indonesia, secara berkesinambungan. Dari catatan, praktis hanya PT Japfa Comfeed Indonesia yang konsisten peduli dengan kemajuan catur Indonesia.
Tapi sayang, PT Japfa Comfeed Indonesia berjuang sendiri. Itu tak cukup untuk mengorbitkan sejumlah pemain muda potensial.
Alhasil, pemain catur berbakat yang bukan dari keluarga berada, harus masuk daftar antre, menunggu giliran mendapat kesempatan berangkat ke turnamen internasional.
Akibatnya, banyak pemain catur Indonesia stagnan bahkan layu sebelum berkembang.
Balik lagi ke Diajeng. Gadis kelahiran 2004 ini, kini bergelar Woman FIDE Master (WFM) sejak tahun 2018. Targetnya realistis, dia ingin mengikuti jejak sang kakak, IM Irene Kharisma Sukandar.
Dia adalah bungsu dari tiga bersaudara anak dari pasangan Singgih Heyzkel Januardodo dan Cici Ratna Mulya. Dua kakaknya juga menekuni catur.
Abang tertuanya, Kaisar Jenius Hakiki, pemegang gelar FIDE Master (FM) sejak tahun 2011. Kakak keduanya, malah lebih mentereng. Pecatur wanita nomor satu Indonesia, International Master (IM) Irene Kharisma Sukandar.
Satu hal menarik, keluarga catur ini pernah mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Ini berkat prestasi ketiganya dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Tahun 2016 di Jawa Barat.
Dalam laman MURI, mereka meraih rekor bernomor 9943, Tiga Bersaudara Peraih Medali Emas PON dari cabang olahraga yang sama.
Irene dan adiknya berhasil meraih medali emas untuk Provinsi Jawa Barat, sementara sang Abang meraih emas untuk kontingen Jawa Timur.
FM Kaisar Jenius Hakiki meraih medali emas catur standar beregu putra. Sang adik, IM Irene Kharisma Sukandar meraih medali emas catur cepat perorangan putri.
Baca juga: https://catur24.com/2022/09/16/garry-kasparov-babak-belur-vishy-anand-tersungkur/
Terakhir, si bungsu WFM D. Theresa Singgih meraih medali emas catur cepat beregu putri. (BangKipot)
5
[ad_2]
Source link