Carlsen Juara Lagi, Pilih Taktik Rubah Tua Cerdik

[ad_1]

Magnus Carlsen juara lagi dan lagi. Dia kembali menjadi yang terbaik pada Piala Generasi Julius Baer, Senin (26/9/2022). Pada partai final dia mengalahkan perwakilan generasi youngstar, Arjun Erigaisi, pemain asal India yang paling bersinar tahun ini.

Bersua Carlsen, terlihat Arjun Erigaisi tak bisa berkembang di dua hari final. Pada hari pertama dia kalah 1-3. Sementara, hari kedua saat dia membutuhkan kemenangan, justru kalah 0-2. Carlsen Juara Julius Baer Generation Cup.

Magnus Carlsen saat komentar usai memenangi duel final tersebut, menyebut dia memainkan “Catur anti pemain muda”.

Dia terdengar mengklasifikasinya dirinya sebagai pemain tua layaknya Rubah Tua yang Cerdik.  

“Saya mencoba memainkan garis yang lebih tua, kurang teoretis yang memiliki beberapa kompleksitas strategis yang serius. Saya senang, itu berhasil dengan sangat baik,” katanya.

Pada hari kedua, terlihat Magnus memainkan Pertahanan Pirc mirip saat dia mengalahkan Erigaisi  di game pertama Prelims. Magnus juga menggunakan pertahanan itu ketika melawan Rameshbabu Praggnanandhaa di game delapan Prelims.

Gelar tersebut merupakan kemenangan ke-4 Magnus dalam 7 event Meltwater Champions Chess Tour musim ini, meski dia tidak bermain di FTX Road to Miami.

Hasil tersebut hampir pasti membuatnya juara Grand Chess Tour dan menerima USD50.000 lagi. Sejauh ini Magnus sudah mengumpulkan USD180.000.

Masih tersisa dua tunamen lagi yakni, Reguler 6 yang berhadiah USD150000, 14-21 oktober dan Major 3 berhadiah USD210.000, 14-20 November.

Magnus dan Arjun Erigaisi sudah memastikan tempat dalam kejuaraan terakhir, Major 3 di  San Fansisco. Ini berkat hasil juara dan Runner up Piala Generasi Julius Baer.

Pada kejuaraan Major 3, akan bertarung delapan pemain terbaik dengan sistem round robin.

Dua tiket lain akan menjadi milik juara dan runner up turnamen regular 6. Dua tiket berikutnya menunggu hasil akhir klasemen perolehan hadiah. Sedangkan dua tiket tersisa adalah wild card.

Dalam klasemen, Praggnanandhaa (USD106.500) berada di peringkat dua dan Jan-Krzysztof Duda (USD105.500) di posisi tiga. Quang Liem Le (95500) dan Anish Giri (71750) ada di posisi 3 dan 4.

Carlsen memang tampil dominan dalam turnamen Piala Generasi kali ini. Dia memimpin sendirian dalam babak Preelims dengan 34/45 poin. Meninggalkan Arjun Erigaisi di posisi dua dengan 25/45 poin. Dia seperti datang dari planet lain, yang sudah tak tertandingi pada generasi ini.

Padahal, Calsen sempat melewatkan satu game ketika dia di luar dugaan langsung menyerah kepada Hans Moke Niemann pada game ke-6 di langkah ke tiga. Pada babak knockout dia mengalahkan Levon Aronian (3-1) di perempat final dan Vincent Keymer (3-1) di babak semifinal.

Baca juga: https://catur24.com/2022/09/24/pernyataan-fide-soal-magnus-abu-abu/

Sayang,harapan melihat partai final kontroversi antaraCarlsen Vs Hans Moke Niemann di babak final gagal terwujud.Niemann takluk olehQuang Liem Le(2,5-1,5) di babak perempat final. (BangKipot)




1

[ad_2]

Source link

Magnus Bicara, Kans Jumpa Hans di Final

[ad_1]

Magnus Carlsen akhirnya mau bicara dengan media, usai menyelesaikan babak eliminasi di Julius Baer Generation Cup, Kamis (22/9/2022). Dia kans jumpa Hans Moke Nieman di Final turnamen tersebut.

Dalam wawancara, Magnus bicara untuk pertama kali menanggapi drama kontroversial yang melibatkan dia dan Hans. Sayangnya, dia enggan berbicara spesifik tentang kejadian di Sinquefield Cup 2022.

Tampak sekali, Magnus sebagai pribadi yang kuat, tak terpengaruh dan tidak peduli dengan cerita yang berkembang di luar.

“Saya tidak dapat berbicara secara khusus tentang itu, tetapi orang dapat menarik kesimpulan mereka sendiri. Saya baik-baik saja. Mereka yang mengenal saya,  tahu saya menjalani hidup dan bisa menutup diri. Saya hanya hanya berusaha melakukan yang terbaik dalam turnamen,” katanya.

Dia mencontohkan kasus tahun 2019 saat publik Norwegia menghujatnya usai memenangi Grand Chess Tour di Zagreb, Kroasia.

Carlsen juga sempat memuji Niemann dan pelatihnya Maxim Dlugy. Magnus tekesan dengan permainan Hans dan Dlugy telah melakukan pekerjaan berat.

Namun, pujiannya terhadap Dlugy justru jadi multitafsir dan membuka rumor baru, soal dugaan Dlugy juga pernah melakukan kecurangan di platform chess dot com.  

Sementara itu, Direktur Jenderal FIDE, Emil Sutovsky memastikan pihak FIDE akan segera mengeluarkan pernyataan dalam waktu dekat soal drama Magnus Carlsen dan Hans Niemann.

Sekadar infomasi, tahun 2019, Carlsen mencoba membuat Federasi Catur Norwegia untuk menerima kesepakatan sponsor USD5,9 juta dengan perusahaan perjudian Kindred Group.

Sedikit mengulas Generation Cup 2022, setelah menyelesaikan 15 ronde, Magnus memimpin klasemen sendirian dengan 34/45 poin. Peringkat dua, jadi milik pecatur muda India, Arjun Eirigaisi dengan 245/45 poin. Menyusul Hans Nieman di posisi tiga dengan 24 poin.  

Rameshbabu Praggnanandhaa , Vincent Keymer, Le Quang Liem, Christopher Yoo,  dan Levon Aronian berturut-turut ada di posisi empat hingga delapan dan lolos ke babak berikut.

Para pemain berpengalaman seperti Boris Gelfand, Vasyl Ivanchuk, Anish Giri, Jan-Krzysztof Duda dan David Navara harus menerima kenyataan gagal lolos.  

Dalam bracket babak perempat final, Magnus akan bertemu dengan Levon Aronian. Sementara Arjun Eirigaisi meladeni Christopher Yoo. Sedangkan Le Quang coba menghadang Liem Hans Nieman. Partai menarik lain adalah petemuan dua pemain muda, Praggnanandhaa melawan Vincent Keymer.

Baca juga: https://catur24.com/2022/09/20/magnus-carlsen-menyerah-dalam-satu-langkah/

Publik catur dunia berpeluang melihat partai menarik antara Magnus Vs Hans Final, jika keduanya menang dua kali dalam babak play off. (BangKipot).




2

[ad_2]

Source link

Magnus Carlsen Menyerah Dalam Satu Langkah

[ad_1]

Pertandingan ronde ke-6 di Generation Cup, antara Magnus Calsen melawan Hans Niemann, Selasa (20/9/2022) kembali melanjutkan drama besar. Pasalnya, Magnus Carlsen menyerah hanya dalam satu langkah.  

Usai 1.d4 Nf6 2.c4, Magnus Carlsen langsung menyerah dan mematikan kameranya. Otomatis, Niemann mendapatkan tiga poin tanpa bersusah payah.

Kejadian tesebut kembali mengejutkan publik catur dunia. Namun kali ini, banyak cibiran buat juara dunia catur tersebut. Magnus terlalu egois dan kekanak-kanakan.

Sejak pengunduran dirinya di Sinquefield Cup 2022, Carlsen tak pernah tampil ke publik membiarkan rumor yang menuding Niemann curang terus bergulir liar.

Tindakan tersebut jelas sangat merugikan Niemann sebagai pemain muda, apalagi panitia penyelenggara Sinquefield Cup 2022 sudah memastikan Niemann tidak melakukan kecurangan dalam tunamen tersebut.

Kini, dengan rasa pongah dan angkuh, Carlsen membuang tiga poinnya untuk Niemann, hanya karena kebencian tak berdasar.

Hal lainnya yang terlihat adalah ketika akhir pertandingan yang berakhir remis dengan pecatur muda asal India, Rameshbabu Praggnanandhaa (17), Magnus membuat gestur bertepuk tangan dan mengangkat jempol. Sebuah hal yang bisa multitafsir.

Memang dari klasemen sementara, Carlsen tetap menempati peringkat atas. Usai kekalahan atas Niemann, Magnus kembali mendapatkan hasil positif.

Namun, satu hal yang perlu mendapat sorotan. Magnus Carlsen mendemonstrasikan sebuah tindakan tidak sportif dalam olahraga catur. Bukan hanya itu, dia tidak menunjukkan respek terhadap penyelenggara turnamen dan publik catur dunia temasuk para penggemarnya.

Magnus Carlsen seolah mengiyakan tudingan kepada pemain muda 19 tahun berlaku tidak sportif tanpa bukti, sementara dia bebas melakukan hal tidak sportif. Sebuah Ironi yang cukup memalukan.

Tapi, Magnus Carlsen hanyalah seorang manusia. Dia juga memiliki sifat egois, angkuh, sombong atau sejenisnya, mungkin karena menyandang status juara dunia. Manusiawi memang.

Jelas ini mengingatkan publik kepada Bobby Fischer, Anatoly Karpov, dan Garry Kasparov yang pernah mengumbar keangkuhan, kepongahan dan kesombongannya saat menjadi juara dunia.

Bobby Fischer langsung menghilang usai pengunduran dirinya sebagai juara dunia, sesaat sebelum menghadapi Karpov tahun 1975. Dia kemudian berpindah-pindah warga negara dari Hongaria, Jerman, Filipina dan Jepang dan tak pernah kembali ke Amerika Serikat.

Anatoly Karpov juga mundur saat menjadi juara dunia FIDE tahun 1998 karena marah dengan aturan baru FIDE. Dia menanggalkan gelar juara dunianya. Setelahnya, namanya hilang bak tertiup angin.

Pun begitu dengan Garry Kasparov. Dia memilih keluar dari FIDE ketika hendak melangsungkan pertandingan dengan Nigel Short tahun 1993. Alasannya, tentu saja karena tak terima perlakuan FIDE. Dia merasa lebih besar dari FIDE, sebuah kesombongan yang absolut.

Belasan tahun kemudian, Gary Kasparov mengakui, keluar dari FIDE dan membentuk PCA tahun 1993 adalah hal yang paling dia sesali. Hal itu kata Garry menghambat karirnya sebagai pecatur.

Kini, menarik mengikuti perkembangan Magnus Carlsen. Usai mengundurkan diri dari perebutan gelar juara dunia 2023, dia mulai banyak membuat drama picisan. Saat bersamaan, banyak pemain muda yang terus menunjukkan kemajuan pesat dalam permainan.

Magnus Carlsen tetaplah pecatur terbaik sepanjang masa. Dia berhak menentukan jalan sikapnya sendiri. Meski mungkin tindakannya dalam beberapa bulan terakhir akan dia sesali di kemudian hari.

Teringat akan jawaban pesepakbola terbaik sepanjang masa asal Agentina, Diego Armando Maradona ketika mendapat pertanyaan soal kontroversi negatif di luar lapangan yang merusak citra dirinya.

Baca juga: https://catur24.com/2022/09/19/pranav-anand-15-tahun-jadi-gm-ke-76-india/

“Tuhan menciptakan saya sebagai pesepakbola terbaik sepanjang masa, bukan sebagai manusia terbaik. Saya hanyalah seorang manusia biasa,” kata Maradona. (BangKipot)




6

[ad_2]

Source link